Select Page

Perkembangan Teknologi LED

Setelah memahami macam-macam jenis bulb yang digunakan pada stage lighting, kali ini kita akan fokus pada pembahasan mengenai perkembangan LED secara spesifik.

Teknologi LED kini telah berkembang cukup jauh sejak pertama kali diperkenalkan. Mulai dari Single Diode, SMD, hingga yang terakhir COB.

Single Diode

LED single diode pada awalnya hanya menghasilkan satu macam warna cahaya misalnya red, atau green, atau blue LED. Untuk mendapatkan cahaya dengan berbagai campuran warna, fixture yang menggunakan standard single diode harus menempatkan sejumlah diode yang berwarna beda pada satu housing, yang dinyalakan bersama-sama, atau sebagian, tergantung pada warna yang ingin dihasilkan. Misalnya untuk mendapatkan warna ungu, dinyalakan sebagian diode biru dan merah. Untuk mendapatkan warna kuning, sebagian diode merah dan hijau, dan seterusnya. Permasalahannya, terkadang cahaya yang dihasilkan berbayang ketika menyinari satu obyek karena source lampu yang berbeda-beda dari berbagai titik.

 

SMD (Surface Mount Diode)

Dengan teknologi LED SMD, kini beberapa chip warna LED dapat disatukan pada permukaan PCB sehingga memungkinkan untuk menghasilkan berbagai macam kombinasi warna cahaya dari satu diode. Dengan teknologi SMD ini juga, kini cahaya yang dihasilkan tidak lagi berbayang karena campuran warna dihasilkan dari satu LED yang sama. SMD LED biasanya juga menggunakan istilah 3-in-1/Tri-LED untuk LED yang merupakan penggabungan 3 warna LED, atau 4-in-1/Quad-LED, hingga 6-in-1/Hex-LED misalnya RGBWAUV.

 

COB (Chip-On-Board)

COB LED atau teknologi Chip-On-Board adalah teknologi LED terkini yang dapat menghasilkan cahaya yang sangat terang (high beam output) dan dengan area cakupan (Beam angle) yang sangat luas namun sangat merata. Tanpa ada sumber titik cahaya yang terpusat.

 

 

Perkembangan teknologi warna pada LED

Berdasarkan jenis warna, teknologi LED kini terdiri dari R (Red), G (Green), B (Blue), A (Amber), W (White), UV (UltraViolet/Blacklight).

Pada awal perkembangannya, LED hanya mampu menghasilkan kombinasi warna dengan menggabungkan merah, hijau, dan biru atau lebih dikenal dengan RGB. Namun karena sangat sulit untuk mendapatkan warna amber (serupa jingga) yang sebenarnya, maka dibuatlah diode LED yang spesifik bertugas menghasilkan warna tersebut.

Demikian juga halnya dengan cahaya putih (white). Yang awalnya cahaya putih berusaha untuk dicapai dengan menggabungkan semua warna cahaya, namun karena sangat sulit mendapatkan hasil yang benar-benar putih dalam satu fixture yang sama, maka beberapa fixture professional kini menambahkan diode LED putih.

Yang terakhir adalah LED UV atau ultra-violet atau dikenal juga sebagai blacklight. Blacklight banyak digunakan pada acara2 seperti birthday party, halloween, theme park, museum, dan sejenisnya. Blacklight bisa memberikan efek yang unik berupa ‘glow in the dark’ dimana semua obyek yang berwarna putih atau yang materialnya mengandung fosfor akan tampil seakan-akan memancarkan cahaya. Dan LED UV yang tadinya harus dibeli terpisah, kini sudah dapat kita jumpai terintegrasi bersama fixture LED lainnya.

Jika warna-warna tersebut dikombinasikan, dapat menghasilkan berbagai macam fixture dengan kemampuan kombinasi warna yang bervariasi antara lain RGB, RGBA, RGBW, RGBAW, dan RGBAWUV. Ini salah satu faktor yang membedakan harga fixture LED yang murah dan yang mahal.